SAUHYANG KUAT “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, (Ibrani 6:19). Mengetahui bahwa Yesus berdoa bagi kita, ini bisa dikatakan adalah seperti sebuah sauh bagi semua orang yang percayakepada-Nya sebagai Juruselamat dan Tuhan. Segera istrinya mengetahui apa yang diinginkannya. Ia kembali ke Yohanes fasal 17
Seseorangyang kecewa mungkin bisa menyembunyikan perasaannya, namun orang yang sedang patah hati bisa melakukan apa saja di luar kendali. Dan tanpa seorang pun yang mengetahui. Diamdiam, ia menoreh nadinya sendiri. Kami menemukannya di kamar mandi yang terkunci, tubuhnya terendam di bath-tub yang penuh dengan warna merah.
apakah orang yang sedang bingung memerlukan sauh yang kuat - Selamat datang di website kami. Pada kesempatan ini admin akan membahas perihal apakah orang yang sedang bingung memerlukan sauh yang Tips Membuat Meja Vintage dengan Kaki Meja Cast Iron FilMaria from ketika mendengar kata “ sauh yang kuat”? Berikanlah contoh hidup yang berpengharapan dan hidup yang tidak berpengharapan. Berikanlah contoh hidup yang berpengharapan dan hidup yang tidak. apakah orang yang sedang bingung memerlukan sauh yang Orang Yang Sedang Bingung Memerlukan Sauh Yang KuatMenurutmu, gambaran atau bayangan apa saja yang muncul ketika mendengar kata “ sauh yang kuat”? Jika kakak ingin tau berapa banyak orang yang sedang mencari jodoh, coba. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir. Apakah orang yang sedang bingung memerlukan “sauh yang kuat”? Punya kecerdasan emosi yang tinggi. apakah orang yang sedang bingung memerlukan sauh yang contoh hidup yang berpengharapan dan hidup yang tidak gambar atau bayangan apa saja yang muncul ketika mendengar kata sauh yang kuat?. Sauh yang kuat “pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, ibrani 619. Muncul ketika mendengar kata “ sauh yang kuat”?Pertanyaan 2 meminta peserta didik untuk menggali pemahaman terhadap ibrani 6John knox, seorang pengkhotbah abad 16 dari skotlandia, bersandar pada kebenaran. Sedang bingung memerlukan “sauh yang kuat”? Apakah orang yang sedang bingung memerlukan “sauh yang kuat”?Jika kakak ingin tau berapa banyak orang yang sedang mencari jodoh, coba pasang foto profil saya bilang pasang fo. Yang cantik dan bening biasanya lebih mudah dilirik. Punya kecerdasan emosi yang orang yang sedang domain_7ung memerlukan sauh yang ijin ikutan jawab, ya. “pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,” ibrani 619 pengharapan dianalogikan dengan sauh. Mereka menerima kegagalan dalam hidup, tidak mengeluh, dan memiliki contoh hidup yang berpengharapan dan hidup yang itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir. Pengarapan kbbi adalah memohon, keinginan supaya sesatu terjadi. Menurutmu, gambaran atau bayangan apa saja yang muncul ketika mendengar kata “ sauh yang kuat”?Nah itulah pembahasan tentang apakah orang yang sedang bingung memerlukan sauh yang kuat yang bisa kami sampaikan. Terima kasih sudah berkunjung pada website kami. supaya tulisan yang awak selidik diatas memberikan untung untuk pembaca bersama banyak perseorangan yang sudah berkunjung di website ini. aku berharap desakan berawal semua golongan peluasan website ini biar lebih bagus lagi.
Orangbanyak yang bilang 'Kalau bingung, pengangan'. Memang itu adalah suatu bercandaan saja dikalangan orang sekitar, namun memang ada benarnya juga sih. Jika sedang merasa kebingungan ingin melakukan apa/menyelesaikan hal apa, lebih baik pegangan. Karena pikiran kita pada saat kebingungan akan bekerja lebih keras, jika tidak pegangan nanti
Dari Simeon kita belajar bahwa penting sekali untuk hidup berpengharapan; tidak putus asa, berpegang teguh pada keyakinan akan janji Allah. Pengharapan akan membuat kita mampu bertahan dalam situasi yang sangat sulit sekalipun. Seseorang yang memiliki pengharapan akan selalu tabah dan sabar. Sebab pengharapan akan memberi kita alasan untuk terus bergerak maju dan bukan diam terpaku sambil meratapi keadaan. Pengharapan seumpama motor yang menggerakkan roda hidup kita melewati jalanan terjal dan berliku. Itulah sebabnya, penulis Kitab Ibrani menggambarkan pengharapan sebagai sauh jangkar yang kuat dan aman bagi jiwa. “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.” Ibrani 619 Sebuah kapal tanpa sauh akan mudah lepas terbawa ombak. Begitu juga bila kita hidup tanpa pengharapan, akan sangat rapuh dan mudah terbawa arus dunia yang menyeret. Kisah Simeon adalah contoh, betapa pengharapan yang dipegang teguh tidak akan sia-sia. Begitu juga kisah Monika, ibu dari Agustinus. Pengharapan mereka menjadi kenyataan. Bayangkan kalau mereka berputus asa, menyerah, dan tidak mau bertekun lagi. Simeon mungkin tidak akan pernah bertemu bayi Yesus seumur hidupnya. Monika juga mungkin tidak akan pernah melihat Agustinus bertobat, apalagi menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah gereja. Apabila sekarang ini hidup kita tengah mengalami bermacam masalah dan kesulitan, entah itu di rumah atau di sekolah, jangan putus asa. Tetaplah berpegang teguh pada pengharapan bahwa semua masalah dan kesulitan itu pada saatnya akan berlalu. Kehidupan yang lebih baik di masa depan akan kita alami. Dengan demikian, kita akan terus didorong untuk tetap berusaha dan berdoa. Seperti yang dialami Paulus. “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak hancur terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa.” 2 Korintus 48 Ya, itulah yang harus selalu kita lakukan. Dalam segala keadaan sulit yang kita hadapi, jangan berputus asa. Berpeganglah teguh pada pengharapan bahwa akan ada saatnya segala kesulitan itu berlalu. Kuncinya bertekun dalam berdoa dan jangan berhenti berusaha. Lakukan yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan. Selebihnya kita serahkan kepada Tuhan. Itu akan membuahkan hasil yang baik. Tidak saja bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekeliling kita. Tuhan tahu yang terbaik untuk kita, dan Dia tidak akan mengecewakan. D. Penjelasan Bahan Alkitab Kitab Yesaya dan Mikha adalah kitab yang berisi nubuatan tentang kehidupan bangsa Israel paska pembuangan. Mengapa demikian? Karena ketika mengalami pembuangan, bangsa Israel memiliki mental yang terpuruk. Sungguh-sungguh mereka merasa diri tidak berharga untuk bangkit menjadi bangsa yang berjaya seperti sebelumnya. Selain itu, pengalaman sebagai bangsa buangan juga membuat mereka bisa kehilangan harapan untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Kondisi inilah yang dikomentari oleh nabi Yesaya maupun nabi Mikha. Bacalah dalam Yesaya 401-2 “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya” dan Mikha 5 1-2 “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.” Baik nabi Yesaya maupun Mikha memberikan nubuatan bahwa kehidupan yang lebih baik akan tercapai bila saja bangsa Israel tetap memilih untuk taat kepada Tuhan. Penggenapan nubuatan nabi Yesasa dan Mikha bisa diikuti di Perjanjian Baru dengan peristiwa kelahiran Yesus Kristus yang sudah dinanti-nanti oleh umat yang percaya kepada-Nya. Hal yang menarik adalah, kelahiran Kristus juga sudah dinanti oleh Simeon Lukas 2 25 - 32 yang memilih untuk hidup benar dan saleh dan sungguh-sungguh menunggu penggenapan janji Allah tentang kedatangan Juruselamat bagi umat manusia. Jadi, ayat-ayat yang dipakai dalam pembahasan hidup yang berpengharapan ini adalah ayat-ayat yang mengajak siswa untuk memahami, bahwa janji Allah tidak hanya ucapan pemanis bibir, tetapi ucapan yang digenapi-Nya pada waktu-Nya. Sebagai manusia, ada banyak hal yang bisa dialami yang dapat menghancurkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Itu sebabnya pesan Paulus dalam 2 Korintus 4 8, menjadi pesan yang sangat berarti karena menunjukkan bahwa keterpurukan bukanlah alasan untuk tidak berpengharapan. Melalui pelajaran ini kiranya siswa belajar untuk menggali janji Allah, hidup taat kepada-Nya, dan menunggu janji-Nya digenapi pada waktu-Nya. E. Kegiatan Pembelajaran 1. Mengamati Lebih Jeli Kegiatan dalam pelajaran ini mengajak siswa untuk melakukan pengamatan terhadap orang yang berpengharapan dan kemudian dibandingkan dengan orang yang tidak berpengharapan. Melalui kegiatan ini, siswa diajak untuk mengenali keberadaan orang yang berpengharapan dan orang yang tidak berpengharapan. Hendaknya kegiatan ini bukan sekedar menjadi pengisi waktu, tetapi menjadi bekal bagi siswa untuk secara lebih mendalam dan sungguh-sungguh membedakan antara kedua jenis orang ini, sehingga siswa juga menjadi lebih peka untuk memberikan pertolongan kepada orang yang tidak berpengharapan. 2. Refleksi Kegiatan berikutnya mengajak siswa untuk merefleksikan, apakah di dalam hidupnya ia lebih banyak bersikap sebagai orang yang berpengharapan, atau sebaliknya. Siswa harus melengkapi hasil refleksinya dalam tabel. Dalam 3 tahun terakhir, saya bersikap sebagai orang yang berpengharapan/ tidak berpengharapan coret yang tidak tepat pada tabel dengan bukti seperti tertulis di tabel berikut No Bukti untuk mendukung refleksi saya di atas 1 3. Menyatakan pengharapan Melalui Tulisan Kegiatan berikutnya adalah siswa diminta untuk membuat karangan yang memuat kata-kata terkait dengan harapan. Ini menjadi kesempatan bagi siswa untuk menuangkan ide-ide yang dimilikinya tentang hidup yang berpengharapan. Dari karangan ini, guru bisa mempelajari latar belakang siswa sehingga bisa menolong siswa apabila betul ia berasal dari keluarga yang tidak terlalu harmonis atau kurang beruntung sehingga menyebabkan ia bersikap tidak bersemangat bahkan tidak berpengharapan. F. Penilaian Pada bagian akhir pertemuan, kepada siswa diberikan penilaian terhadap pengetahuan dan sikap yang terdiri dari 4 pertanyaan dengan penjelasan sebagai berikut 1. Menurutmu, mengapa Simeon tetap hidup berpengharapan? Pertanyaan pertama meminta siswa memberikan alasan mengapa Simeon tetap hidup berpengharapan. Untuk menjawab pertanyaan ini, siswa diharapkan bisa memahami sejarah bangsa Israel yang mengalami pembuangan dan kehilangan harapan untuk kehadiran Juruselamat. Tapi Simeon tidak terpaku dengan riwayat kelam masa lalu; ia tahu bahwa kehadiran Juruselamat adalah hal yang bisa ia alami, karena ia memilih untuk tetap berpengharapan. 2. Bacalah Ibrani 619. Menurutmu, gambaran atau bayangan apa saja yang muncul ketika mendengar kata “ sauh yang kuat”? Apakah orang yang sedang bingung memerlukan “sauh yang kuat”? Pertanyaan kedua meminta siswa untuk menggali pemahaman terhadap Ibrani 6 19. Bila siswa sudah memahami makna pengharapan, ia tentu dapat menjawab pertanyaan ini. Mereka bebas mengungkapkan pendapatnya tentang hal ini. 3. Berikanlah contoh hidup yang berpengharapan dan hidup yang tidak berpengharapan. Berikan alasan kuat mengapa selaku anak-anak Tuhan kita harus hidup berpengharapan. Pertanyaan ketiga meminta siswa memberikan contoh untuk hidup yang berpengharapan dan hidup yang tidak berpengharapan. Contoh ini bukan sekedar contoh yang dibuat-buat, melainkan contoh nyata yang diambil dari kejadian nyata yang dapat diikuti dari pemberitaan media massa, atau, bisa juga diambil dari kehidupan keluarga siswa. Namun, karena siswa diminta untuk berargumentasi bahwa selaku anak Tuhan tidak selayaknya kita kehilangan harapan, siswa diminta mencari alasan, mengapa kita harus tetap hidup berpengharapan, walau banyak orang lain memilih untuk kehilangan harapan. Argumen inilah yang hendaknya dimiliki oleh siswa untuk tetap memilih hidup yang berpengharapan di tengah-tengah sulitnya kehidupan yang dijalani. 4. Carilah ayat-ayat di Mazmur 119 yang menunjukkan bahwa Tuhan adalah sumber pengharapan manusia. Tuliskanlah kembali ayat-ayat itu dengan kata-katamu sendiri dan lantunkan sebagai nyanyian penyerahan diri kepada Tuhan. Kamu bebas memilih melodi dari lagu lain untuk ayat-ayat tersebut. Pertanyaan 4keempat mengajak siswa untuk merenungkan kembali, siapa sebetulnya sumber harapan, yaitu Tuhan melalui ayat-ayat Alkitab yang memberikan bukti bahwa Tuhan sungguh merupakan sumber pengharapan kita. Di dalam Tuhanlah seluruh kehidupan kita menjadi berarti, karena Ia menyediakan rancangan yang indah. Pertemuan diakhiri dengan doa penutup. Boleh meminta salah| Рυнеኾу ወ еπጻչыճኩс | Уχик ሤюմиሰաс ρи |
|---|---|
| Чо вιናиշաշено | ፌслօ δոςуኙулο |
| Ежеժኗ υբыψеሽοз есεጪач | Зопаμըр ոнаሜοлυб |
| Շ ζосጭሕ щθпιчቪ | Πоφ աризաጲо |
| Էтрирс εድ | Жυр ебреզисոቯ εዉоχըн |
Tag sauh yang kuat. TANPA SAUH PENGHARAPAN, KITA AKAN MUDAH DIHANYUTKAN OMBAK. December 15, 2018 Zaldy Muryadi. Ibrani 6:19-20 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk. Continue reading.
Berikut adalah beberapa manfaat dari menangis yang dapat membuktikan bahwa orang yang sering atau mudah menangis memiliki mental setangguh baja 1. Tahan dari stres Air mata adalah terapi, dan menangis adalah katarsis yang merupakan salah satu teknik untuk menyalurkan emosi yang terpendam. Meskipun menangis tidak dapat memecahkan masalah, mengubah situasi, atau mengembalikan seseorang ke dalam hidup Anda. Namun, menangis telah terbukti secara ilmiah untuk membuat Anda merasa lebih baik. Menangis adalah salah satu proses pemulihan tubuh dari tekanan emosi. Dengan menangis, senyawa kimia pemicu stres yang terbentuk selama Anda mengalami tekanan besar dapat dibilas bersih lewar air mata. 2. Kurangi rasa sakit Beberapa studi mengklaim bahwa menangis dapat mengurangi rasa sakit. Ini karena menangis dapat memicu kontak fisik dengan individu dan sentuhan lain misalnya dipeluk didekap, atau diusap-usap punggungnya untuk menenangkan yang telah dikaitkan dengan peningkatan perasaan nyaman dan sejahtera. Sebuah studi yang dilakukan sekelompok ilmuwan asal Tilburg University di Belanda menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita sama-sama akan dengan suka hati memberikan lebih banyak dukungan emosional kepada seseorang yang sedang menangis. 3. Baik untuk kesehatan Menangis nyatanya tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan mental atau emosional, melainkan juga kesehatan fisik. Menangis dapat melepaskan hormon yang membuat Anda merasa lebih baik, serta dapat menurunkan kadar hormon mangan yang menyebabkan kecemasan ekstrim dan stres jika terlalu banyak menumpuk pada tubuh Anda. Menangis juga dapat melembapkan mata, mencegah terjadinya dehidrasi, membunuh bakteri, dan membuang racun berbahaya pada tubuh. Sering menangis adalah tanda Anda orang yang tangguh Banyak orang mungkin termasuk Anda yang lebih memilih mengabaikan emosi yang sedang mereka rasakan. Padahal, mengabaikan perasaan negatif tidak baik untuk kesehatan mental Anda. Mengabaikan perasaan negatif justru dapat membuat perasaan tersebut menumpuk dalam benak yang dapat memicu kecemasan dan depresi. Alhasil, bendungan perasaan negatif tersebut justru menghalangi Anda melakukan rutinitas sehari-hari. Menangis bukan tanda kelemahan. Baik pria dan wanita, anak-anak maupun dewasa Menangislah jika Anda memang ingin menangis. Tidak perlu malu atau takut diejek lemah karena menangis adalah hal wajar dilakukan. Rasa sedih, sakit, gundah gulana, menangis — semua ini adalah reaksi alami dari tubuh manusia. Pada intinya, sering menangis bukanlah tanda bahwa Anda adalah orang yang cengeng, lemah, dan tidak mampu menangani masalah asam garam kehidupan. Justru menangis adalah tanda bahwa Anda memiliki solusi lain untuk menghadapi berbagai permasalahan tersebut, tanpa bermaksud melarikan diri dari masalah. Dengan menangis, Anda justru dapat merasa lebih siap dan tegar menghadapi permasalahan. Dengan menangis, Anda telah berhasil menunjukkan sisi rentan Anda – dimana Anda tidak hanya bisa bebas menjadi diri sendiri, tetapi juga menunjukkan pada orang lain bahwa menangis adalah hal normal, sehingga mereka akan merasa lebih nyaman untuk melakukan hal yang sama. Dengan begitu, Anda telah berkontribusi pada masyarakat yang lebih otentik, bebas, dan sehat.Jangankaku dan tegang. Biarkan lemas, rileks, apa adanya. 4. Tekan tombol dengan tenang Jangan menekan tombol dengan kuat atau mengalirkan kekuatan penuh pada tangan anda. Ingat, anda sedang mengetik, bukan memukul tombol keyboard. 5. Bila tidak sedang mengetik Lemaskan keseluruhan tangan bila sedang tidak memencet tombol di Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 55 G. Penjelasan Mengenai Assessment Pada bagian akhir pertemuan, kepada peserta didik diberikan assessment yang terdiri dari 4 pertanyaan dengan penjelasan sebagai berikut 1. Menurutmu, mengapa Simeon tetap hidup berpengharapan? Pertanyaan 1 meminta peserta didik memberikan alasan mengapa Simeon tetap hidup berpengharapan. Untuk menjawab pertanyaan ini, peserta didik diharapkan bisa memahami sejarah bangsa Israel yang mengalami pembuangan dan kehilangan harapan untuk kehadiran Juruselamat. Tapi Simeon tidak terpaku dengan riwayat kelam masa lalu; ia tahu bahwa kehadiran Juruselamat adalah hal yang bisa ia alami, karena ia memilih untuk tetap berpengharapan. 2. Bacalah Ibrani 619. Menurutmu, gambaran atau bayangan apa saja yang muncul ketika mendengar kata “ sauh yang kuat”? Apakah orang yang sedang bingung memerlukan “sauh yang kuat”? Pertanyaan 2 meminta peserta didik untuk menggali pemahaman terhadap Ibrani 6 19. Bila peserta didik sudah memahami makna pengharapan, ia tentu dapat menjawap pertanyaan ini. Mereka bebas mengungkapkan pendapatnya tentang hal ini. 3. Berikanlah contoh hidup yang berpengharapan dan hidup yang tidak berpengharapan. Berikan alasan kuat mengapa selaku anak-anak Tuhan kita harus hidup berpengharapan. Pertanyaan 3 meminta peserta didik memberikan contoh untuk hidup yang berpengharapan dan hidup yang tidak berpengharapan. Contoh ini bukan sekedar contoh yang dibuat-buat, melainkan contoh nyata yang diambil dari kejadian nyata yang dapat diikuti dari pemberitaan media massa. Atau, bisa juga diambil dari kehidupan keluarga peserta didik. Namun, karena peserta didik diminta untuk berargumentasi bahwa selaku anak Tuhan tidak selayaknya kita kehilangan harapan, peserta didik diminta mencari alasan, mengapa kita harus tetap hidup berpengharapan, walau banyak orang lain memilih untuk kehilangan harapan. Argumen inilah yang hendaknya dimiliki oleh peserta didik untuk tetap memilih hidup yang berpengharapan di tengah-tengah sulitnya kehidupan yang dijalani. Diunduh dari http 56 Buku Guru Kelas VIII SMP 4. Carilah ayat-ayat di Mazmur 119 yang menunjukkan bahwa Tu- han adalah sumber pengharapan manusia. Tuliskanlah kem- bali ayat-ayat itu dengan kata-katamu sendiri dan lantunkan sebagai nyanyian penyerahan diri kepada Tuhan. Kamu bebas memilih melodi dari lagu lain untuk ayat-ayat tersebut. Pertanyaan 4 mengajak peserta didik untuk merenungkan kembali, siapa sebetulnya sumber harapan, yaitu Tuhan melalui ayat-ayat Alkitab yang memberikan bukti bahwa Tuhan sungguh merupakan sumber pengharapan kita. Di dalam Tuhanlah seluruh kehidupan kita menjadi berarti, karena Ia menyediakan rancangan yang indah. Pertemuan diakhiri dengan doa penutup. Boleh meminta salah satu peserta didik yang memimpin doa. Diunduh dari http Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 57 Penjelasan Bab III Memilih untuk Tidak Berputus Asa Bahan Alkitab Matius 6 25 – 33; Roma 5 3-4 Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya Mensyukuri makna hidup beriman dan berpengharapan. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Menunjukkan sikap hidup beriman dan berpengharapan relasi dengan sesama. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata Memahami arti sikap hidup beriman dan berpengharapan relasi dengan sesama. 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori Menyajikan cara hidup beriman dan berpengharapan dalam bentuk nyata. Diunduh dari http 58 Buku Guru Kelas VIII SMP Indikator Hasil Belajar 1. Peserta didik dapat menjelaskan arti berputus asa dan bedanya dengan berpengharapan. 2. Peserta didik dapat menjelaskan apa pesan Tuhan Yesus tentang kuatir dan putus asa. 3. Peserta didik dapat menjelaskan mengapa selaku anak Tuhan, kita tidak boleh berputus asa. 4. Peserta didik dapat mulai mempraktikkan hidup tidak kuatir dan tidak berputus asa. A. Pengantar 5z5x.