Tindakan hemodialisa di masyarakat sering disebut dengan ”cuci darah”. Mesin hemodialisa dapat mengambil alih fungsi ginjal untuk mengeluarkan zat sisa buangan tubuh yang menumpuk dalam darah karena pada mesin hemodialisa terdapat ginjal buatan yang disebut dialiser. “Dialiser ini bisa mengeluarkan produk sisa metabolisme tubuh.
Terapi cuci darah terutama harus dilakukan pada penderita gagal ginjal tingkat 5 dimana fungsi ginjal yang tersedia saat ini kurang dari 15%. Bila fungsi ginjal tidak maksimal maka tubuh tidak bisa mengeluarkan racun dan limbah yang umumnya dibuang melalui urin. Maka dari itu bila saat ini mengalami gagal ginjal namun tidak dilakukan cuci darahIni penting karena sekali cuci darah itu sekitar Rp 700.000 - Rp 1.350.000. Cuci darah dilakukan seminggu 2 kali, jadi dalam sebulan bisa menghabiskan sekitar Rp. 4.800.000- Rp. 10.800.000. Uhuyyyy mayan banget kan? Itu belum dihitung biaya lain-lain loh. Misalnya harus nambah darah Hb karena drop atau obat-obatan lain bahkan sama ongkos transport. Indonesia sebesar 0,2% 4 Vol. 4, NO.2, Desember 2016 Hingga akhir tahun 2004 terdapat 1.783.000 penduduk dunia yang menjalani perawatan ginjal akibat gagal ginjal, diantaranya 77% dengan cuci darah, 23% dengan transplantasi ginjal, disebutkan juga bahwa Indonesia termasuk dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi.
Dialisis atau cuci darah adalah cara buatan untuk melakukan proses ini. Dialisis menggantikan kerja alami ginjal, sehingga disebut juga sebagai renal replacement therapy (RRT). Melansir dari Medical News Today, ginjal yang sehat mengatur kadar air dan mineral tubuh serta membuang limbah.
Merdeka.com - CAPD adalah singkatan dari Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis. Ini adalah metode cuci darah yang dilakukan lewat perut. Bagi pengidap gagal ginjal pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah hemodialisis atau cuci darah. Proses cuci darah biasanya dilakukan di rumah sakit dengan memasangkan selang ke tubuh pasien.